Kamis, 16 September 2010

PENTINGKAH ASURANSI?


P Yang saya ingin tanyakan apakah setiap orang yang bekerja harus memiliki asuransi jiwa (khususnya) atau tidak semua? Terima kasih sebelumnya.

Jawab:

Memang betul sebagian pihak suransi berpendapat bahwa fungsi asuransi adalah untuk melindungi penghasilan seseorang. Artinya setiap orang yang memiliki penghasilan sudah seharusnya juga memiliki asuransi jiwa.

Tapi menurut pendapat saya, yang seharusnya dilindungi adalah nafkah untuk tanggungannya, bukan penghasilannya. Kita misalkan saja jika sesorang masih bujangan tapi sudah memiliki penghasilan dengan bekerja. Karena masih bujangan dan tidak menanggung beban orang lain, maka penghasilan itu hanya untuk menafkahi dirinya sendiri. Jika terjadi musibah seperti meninggal dunia, maka tidak ada pihak yang terganggu kondisi keuangannya.

Lain halnya jika ia memiliki tanggungan, baik itu sudah berkeluarga atau menanggung nafkah orang tuanya. Maka sebaiknya ia memiliki asuransi jiwa karena jika ia meninggal dunia maka keluarga yang ditinggalkan atau orang tuanya akan kehilangan sumber nafkahnya yang selama ini diandalkannya.

Ingat, fungsi asuransi adalah sebagai proteksi secara finansial atas resiko kemungkinan terjadinya musibah yang tidak direncanakan. Jadi, yang harus dilihat apakah seseorang memerlukan asuransi atau tidak adalah dengan melihat resiko finansial apa yang akan terjadi ketika terjadi musibah padanya. Jika ada pihak yang terganggu kondisi keuangannya, maka sebaiknya mengasuransikan jiwanya. Namun jika ia tidak memiliki tanggungan, maka memiliki asuransi jiwa bukanlah hal yang prioritas.

Logika ini juga bisa dipakai dalam menentukan besarnya uang pertanggungan yang sebaiknya diambil. Yaitu dengan menghitung berapa nafkah yang selama ini dinikmati oleh tanggungannya. Jika memungkinkan pembayaran preminya, tetapkan uang pertanggungan yang cukup besar agar bisa mencukupi kebutuhan yang ditinggalkan selamanya. Atau jika preminya terlalu besar, ambil uang pertanggungan yang setidaknya bisa mencukup kebutuhan sampai bisa mendapatkan nafkah pengganti. Misalnya, nafkah untuk beberapa bulan sampai istri bisa memiliki pekerjaan. Atau sampai umur anak-anak dewasa sehingga bisa mencari nafkah sendiri.

Salam

Kamis, 18 Juni 2009

BERITA SINGKONG GAJAH DARI BEC

SEBAGAI bentuk perhatian terhadap perekonomian para petani di Kaltim, Borneo Environmental Community (BEC) membudidayakan singkong gajah. Tanaman singkong ini memiliki ukuran lebih besar dibandingkan singkong pada umumnya, dengan diameter batang 8 cm. Untuk masa tanam 10 bulan, satu pokok bisa menghasilkan singkong gajah 40 kg.

Prof Dr Ristono MS, peneliti dari Universitas Mulawarman (Unmul) menemukan tanaman ini pada 1992. “Sebetulnya tanaman ini sudah lama tumbuh di Kaltim. Saya menemukannya di beberapa tempat, seperti Manggar (Balikpapan) dan Marangkayu (Kukar). Tapi varietas singkong gajah ini hanya dijumpai di wilayah Kaltim,” tutur Ristono.

Cara tanam singkong ini sangat mudah, dengan sistem stek bisa tumbuh. Batang singkong dipotong lalu ditancapkan dalam tanah yang gembur. Hasilnya pun berbeda dengan singkong biasa yang ditanam menggunakan proses okulasi atau dicangkok. “Dalam jangka sembilan bulan, kalau singkong biasa hasil panennya 2-3 kg dalam satu pokok, maka dengan singkong gajah bisa mencapai 10-20 kg,” jelasnya.

Bersama BEC, Ristono ingin membudidayakan singkong gajah ini di Samarinda. Pilot project- nya di Barambai, Sempaja Utara dengan lahan seluas 2 hektare (ha). Minggu depan bakal dimulai penanaman bibit. Keunggulan tanaman ini bukan hanya perawatannya yang mudah, namun juga kebal terhadap hama.

“Rasanya juga lebih gurih, seperti ada menteganya. Teksturnya juga sangat lunak tidak seperti singkong biasa yang keras,” tambahnya. Singkong ini tak hanya bisa diolah menjadi tepung tapioka tapi juga dapat menghasilkan produk bio-etanol sebagai bahan bakar kendaraan. Untuk menghasilkan bahan bakar, singkong ini mesti diolah melalui proses distilasi (penyulingan).

Hasil panen singkong gajah bisa mencapai 100 ton/ha, sedangkan singkong biasa 40 ton/ha. BEC Kaltim mendatangkan satu truk bibit singkong gajah ke Samarinda, Selasa (22/7). Bibit ini didatangkan dari tempat pembibitan utama di perbatasan Balikpapan-Kukar sebanyak 30.000 bibit. Bibit ini akan ditanam di kawasan Barambai, Sempaja. Jadi total bibit yang sudah diserahkan kepada BEC Samarinda 50.000 bibit.

Lewat budidaya singkong gajah ini ke depan dapat tercipta lapangan usaha, seperti mendirikan UKM, pabrik tapioka. Bahkan, singkong gajah bisa menjadi komoditi ekspor setelah diolah menjadi bio-etanol.

“Saat panen raya Desember nanti, kami akan menggelar sosialisasi singkong gajah ini dalam bentuk getuk lindri sepanjang 2008 meter. Rencananya, aksi ini akan dicatat dalam museum rekor Indonesia (MURI). Sampelnya diambil dari daerah penghasil tanaman tersebut di Kaltim,” ucap Ristono.
sumber : http://tribunkaltim.co.id